7 UNSUR KEBUDAYAAN SUKU DAYAK

KSuku Dayak, sebagaimana suku bangsa lainnya, memiliki kebudayaan atau adat-istiadat tersendiri yang pula tidak sama degan suk bangsa lainnya di Indonesia. Ada banyak pendapat tentang asal-usul orang Dayak. 




Sejauh ini belum ada yang sungguh memuaskan. Pendapat umumnya menempatkan orang dayak sebagai salah satu kelompok suku asli terbesar dan tertua yang mendiami pulau Kalimantan.

Saat ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yakni Kenyah-Kayan-Bahau, Ot Danum, Iban, Murut, Klemantan dan Punan. Keenam rumpun itu terbagi lagi dalam kurang lebih 405 sub-rumpun. 

Dengan sedikit berbeda, Tjilik Riwut mengklasifikasikan mereka dalam 7 kelompok besar yakni Dayak Ngaju, Iban, Klemantan, Apu Kayan, Murut, Punan dan Ot Danum. Dari tujuh kelompok besar ini dibagi menjadi 18 suku sedatuk, dari 18 suku sedatuk terbagi lagi kedalam 405 suku kekeluargaan. Dayak Ngaju merupakan suku Dayak terbesar dan terkemuka diantara semua suku yang ada di Kalimantan. Dayak Ngaju ini memiliki 4 suku sedatuk yakni Dayak Ngaju, Maanyan, Dusun dan Lawangan (Riwut, 1993). Meskipun terbagi dalam ratusan sub rumpun, kelompok suku dayak memiliki kesamaan cirri-ciri budaya yang khas


1. Bahasa

Bahasa Dayak Ngaju adalah bahasa dayak yang paling luas digunakan di Kalimantan Tengah, terutama didaerah sungai Kahayan dan Kapuas, bahasa Dayak Ngaju juga terbagi lagi dalam berbagai dialeg seperti seperti bahasa Dayak Katingan dan Rungan. 

Bahasa Dusun Denyah; Pada bagian Selatan : Bahasa Ma’anyam, Bahasa Dusun Malang, Bahasa Dusun Witu, Bahasa Dusun Witu, Bahasa Paku. Bagian Barito Barat : Bahasa  Barito Barat bagian Utara, Bahasa Kohin, Bahasa Dohoi, Bahasa Siang-Murung, Bahasa Barito barat bagian  Selatan,  Bahasa Bakumpai, Bahasa Ngaju, Bahasa Kahayan.

  https://folksofdayak.files.wordpress.com/2016/09/iban2.gif 

2. Sistem Pengetahuan

  • Dalam berpakaian dulu orang suku Dayak sering menggunakan ewah (cawat) untuk pakaian asli laki-laki Dayak yang terbuat dari kulit kayu dan Kaum wanita memakai sarung dan baju yang terbuat dari kulit kayu, sedangkan pada masa sekarang orang Dayak di Kalimantan Tengah sudah berpakaian legkap seperti : laki-laki memakai hem dan celana dan kaum wanita memakai sarung dan kebaya atau bagi anak muda memakai rok potongan Eropa. 
  • Zaman dulu para wanita sering menggunakan anting yang banyak agar semakin panjangnya daun telinga semakin cantik wanita tersebut, para lelakinya sering menggunakan tato bahwa semakin banyaknya tato ditubuh lelaki tersebut maka ia akan terliahat gagah dan ganteng.
  • Menggandalkan atau menggunakan rasi bintang untuk mengetahui apakah cocok untuk bertanam atau berladang.
https://live.staticflickr.com/5573/30995138595_23463b8668_z.jpg


3. Sistem Peralatan dan Teknologi

Dalam kehidupan sehari-hari orang suku Dayak sudah menggunakan alat-alat yang sudah sedikit maju (berkembang) seperti dalam berburu orang dayak sudah memakai alat-alat yang berkembang seperti :

  • Sipet / Sumpitan Merupakan senjata utama suku dayak. Bentuknya bulat dan berdiameter 2-3 cm, panjang 1,5 – 2,5 meter, ditengah- tengahnya berlubang dengan diameter lubang ¼ – ¾ cm yang digunakan untuk memasukan anak sumpitan (Damek).Ujung atas ada tombak yang terbuat dari batu gunung yang diikat dengan rotan dan telah di anyam. Anak sumpit disebut damek, dan telep adalah tempat anak sumpitan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMJkK1ib_A-xxmv5ma3z0diaEJ37N8QU6_EW8GdQldbPABkkA4pvBjphyh8DPpAlK-rBCnMdcJ0gSCly10BAbQT1ZVxcSCYenrY7ajojB8rwZdY11Fnug92_xdCnnduiCjbttu64hwEQE/s1600/sumpit.jpg

  • Lonjo / Tombak. Dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bambu atau kayu keras.
  • Telawang / Perisai. Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1 – 2 meter dengan lebar 30 – 50 cm. Sebelah luar diberi ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai tempat pegangan.
  • Mandau Merupakan senjata utama dan merupakan senjata turun temurun yang dianggap keramat. Bentuknya panjang dan selalu ada tanda ukiran baik dalam bentuk tatahan maupun hanya ukiran biasa.
  • Dohong  Senjata ini semacam keris tetapi lebih besar dan tajam sebelah menyebelah. Hulunya terbuat dari tanduk dan sarungnya dari kayu. Senjata ini hanya boleh dipakai oleh kepala-kepala suku, Demang, Basi.

4. Sistem Mata Pencarian

  • Bertani
Pada jaman dulu, kebanyakan masyarakat Dayak memiliki mata pencaharian sebagai petani yang menggarap lahan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka.
  • Berburu

Suku Dayak biasanya berburu di hutan dan mencari ikan di Sungai. Hewan yang sering menjadi tangkapan mereka dan menjadi makanan sehari-hari adalah babi hutan, Rusa, Burung, tupai, kijang, dan yang lainnya. 
  • Pegawai
Banyak dari generasi baru suku Dayak yang kemudian menjadi pegawai negeri, karyawan di perusahaan swasta atau BUMN bahkan menjadi pejabat di pemerintahan.  
 
5. Sistem Organisasi Kemasyarakatan

Adat Pernikahan 
  • Sistem garis keturunan adalah ambilineal
  • Dalam keluarga, terdapat seorang wali/asbah
Bentuk kehidupan keluarga
  • Keluarga batih (Nuclear Family)
  • Keluarga luas (Extended Family)
Masyarakat Dayak Ngaju
  • Kepala Kampung/Kepala Adat (Damang)
  • Tetua Adat
  • Kepala Keluarga
  • Orang Pantan
  • Orang Jipen
  • Tamuei (Orang pendatag/Tamu)
6. Sistem Realigi

Agama asli dari penduduk pribumi adalah agama Kaharingan. Sebutan kaharingan diambil dari Danum Kaharingan yang berarti air kehidupan. Umat Kaharingan percaya bahwa lingkunan sekitarnya penuh dengan mahluk halus dan roh-roh (ngaju ganan) yang menempati tiang rumah, batu-batu besar, pohon-pohon besar, hutan belukar, air , dan sebagainya. 

Ganan itu terbagi kedalam 2 golongan, yaitu golongan roh-roh baik (ngaju sangyang nayu-nayu) dan golongan roh-roh jahat (seperti ngaju taloh, kambe, dan sebagainya). 

Selain Ganan, terdapat pula golongan mahluk halus yang mempunyai suatu peranan peting dalam kehidupan orang dayak yaitu roh nenek moyang (ngaju liau). Menurut mereka jiwa (ngaju hambaruan) orang yang mati meninggalkan tubuh dan menempati alam sekeliling tempat tinggal manusia sebagai liau sebelum kembali kepada dewa tertinggi yang disebut Ranying.

Kepercayaan terhadap roh nenek moyang dan mahluk-mahluk halus tersebut terwujud dalam bentuk keagamaan dan upacara-upacara yang dilakukan seperti upacara menyambut kelahiran anak, upacara memandikan bayi untuk pertama kalinya, upacara memotong rambut bayi, upacara mengubur, dan upacara pembakaran mayat. 

Upacara pembakaran mayat pada orang Ngaju menyebutnya tiwah (Ot Danum daro Ma’anyam Ijambe ). Pada upacara itu tulang belulang (terutama tengkoraknya) semua kaum kerabat yang telah meninggal di gali lagi dan dipindahkan ke suatu tempat pemakaman tetap, berupa bangunan berukiran indah yang disebut sandung.

7. Kesenian

  • Tari-tarian
    • Tari Gantar, yaitu tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi.
    • Tari Kancet Papatai / Tari Perang, yaitu taria yang mengisahkan seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya.
    • Tari Kancet Ledo / Tari Gong, yaitu tari yang menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai padi yang tertiup angin.
    • Tari Kancet Lasan, yaitu tari yang menggambarkan keseharian burung yang digungkan oleh suku Dayak Kenyah, yaitu Burung Enggang.
    • Tari Leleng, yaitu tari yang menceritakan seorang gadis bernama Utan Along yang dinikah-paksakan oleh orang tuanya dengan pemuda yang tidak ia cintai.
  • Rumah Adat

Rumah adat Kalimantan Tengah dinamakan Rumah Betang 

 
https://cdn-u1-gnfi.imgix.net/post/large-rumah-adat-f7360af8dc5ccd844f0fe674b56e2c61.jpg
 
  • Pakaian Adat

Pakaian adat pria Kalimantan Tengah Berupa tutup kepala berhiaskan bulu-bulu enggang, rompi dan kain-kain yang menutup bagian bawah badan sebatas lutu. Sebuah tameng kayu dengan hiasan yang khas bersama mandaunya berada di tangan. Perhiasan yang dipakai berupa kalung-kalung manikdan ikat pinggang. 

Wanitanya memaki baju rompi dan kain (rok pendek) tutup kepala berhiasakan bulu-bulu enggang, kalung manic, ikat pinggang, dan beberapa kalung tangan.
 
 

Daftar pustaka 
https://www.academia.edu/9627633/7_UNSUR_KEBUDAYAAN_SUKU_DAYAK_MAKALAH_Diajukan_untuk_memenuhi_salah_satu_tugas_mata_kuliah_Studi_Masyarakat_Indonesia?auto=download


Nama : Ariyanti Magfirah
NIM/Semester : 19214075 /2
Program Studi : MKH
Mata kuliah : Pemahaman Lintas Budaya
Dosen :
 Pengampu : Drs H.Amirullah M.Pd
 Pendamping : Muh. Zainuddin Badollahi S.Sos, M.Si

Komentar